Opini

Konsolidasi PPP Menuju Pemilu 2029

14
×

Konsolidasi PPP Menuju Pemilu 2029

Share this article
IMG 20251009 WA0083
IMG 20251009 WA0083

Oleh : Syamsudin Kadir

Penulis Buku “Prabowo Subianto; Optimisme, Kepemimpinan dan Sepak Terjang”

DINAMIKA pada Muktamar ke-10 PPP 27 September 2025 lalu harus menjadi titik balik dalam rangka mengokohkan barisan keluarga besar PPP di seluruh Indonesia. Adanya ishlah berkaitan dengan dinamika kepemimpinan PPP merupakan momentum untuk memastikan pada 2029 nanti PPP siap mengikuti Pileg dan sukses kembali duduk di Senayan.

Adanya ishlah kepemimpinan DPP PPP 2025-2030 tertuang dalam surat keputusan (SK) Menteri Hukum Supratman Andi Agtas pada 6 Oktober 2025 lalu. SK menjelaskan Ketua Umum dijabat Muhammad Mardiono, Wakil Ketua Umum dijabat Agus Suparmanto, Sekretaris Jenderal dijabat Taj Yasin, dan Bendahara Umum dijabat Imam Fauzan.

Kita harus akui bahwa upaya rekonsiliasi di tubuh PPP adalah proses yang berat, namun berjalan lancar tanpa tekanan dari pihak luar. Proses rekonsiliasi didorong secara internal oleh keluarga besar PPP yang menginginkan PPP kembali solid dan siap menjalankan roda organisasi dengan baik dan lancar. Dinamika adalah proses pendewasaan internal.

Dengan demikian, benar apa yang ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal PPP, Taj Yasin, bahwa seluruh kader PPP dari tingkat pusat hingga daerah mesti menerima hasil islah kepengurusan yang ditetapkan oleh Menteri Hukum. Langkah ini penting agar PPP segera fokus berkonsolidasi sekaligus melakukan penguatan, terutama di lini internal PPP.

“Artinya ada komunikasi-komunikasi lanjutan yang akan kita bahas di tubuh pengurus DPP PPP yang kemarin sudah disahkan oleh Bapak Menteri Hukum. Sehingga, saya berharap kawan-kawan dari DPW maupun DPC dan kawan-kawan anggota DPRD baik itu tingkat satu, tingkat dua, kita harus solid bersama-sama dan membangun partai ini,” ungkap Taj Yasin pada Selasa (7/10/2025) malam.

Baca Juga :  Revolusi Hukum, Nepalisasi dan Ketegasan Presiden

Menuju Pemilu 2029

PPP merupakan salah satu partai politik yang memiliki peluang besar untuk kembali duduk di Senayan pada Pileg 2029. Bahkan bila pemilihan presiden (pilpres) dilangsungkan pada tahun yang sama, PPP juga sangat mungkin mengambil peran, termasuk membangun koalisi dengan partai politik lain untuk mengusung calon pasangan pilpres.

Dalam upaya menyongsong dua pemilihan umum tersebut, ada beberapa hal yang mesti dipersiapkan oleh PPP. Pertama, konsolidasi internal. Berdasarkan evaluasi, suara PPP di tingkat DPRD kabupaten/kota sebenarnya cukup besar, mencapai sekitar 8 juta suara. Basis ini mesti dijaga, termasuk mengokohkan soliditas internal kepengurusan PPP.

Kedua, menjaga dan membangun komunikasi eksternal. PPP harus menjaga dan membangun komunikasi eksternal. Komunikasi dari struktur pusat hingga daerah mesti terjaga dan lancar. Kebutuhan pembenahan aturan internal partai perlu diselesaikan dengan segera. Inilah modal PPP dalam menjalankan komunikasi eksternal.

Ketiga, pertegas jati diri. PPP perlu kembali menegaskan jati dirinya sebagai partai Islam yang inklusif, rasional, dan berorientasi pada nilai, bukan semata berpolitik atas dasar simbol agama. PPP mesti menyiapkan kader terbaik di level pusat dan daerah serta peka terhadap aspirasi konstituen, juga bangun kepercayaan publik yang sempat tergerus.

PPP sejatinya masih memiliki label historis yang sakral yaitu partai politik berazaskan Islam. Dalam konteks elektoral, label ini masih memiliki daya untuk penguatan dan pemenangan di 2029. Kuncinya adalah PPP mesti benar-benar menjadi jembatan aspirasi umat di tengah zaman yang terus berubah. Kita yakin dan optimis PPP bisa melakukan itu. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *