Oleh : Syamsudin Kadir
Penulis Opini Sosial-Politik
PEMILU 2029 adalah momentum penting partai politik dalam rangka berkontribusi pada upaya memajukan bangsa. Karena itu, berbagai persiapan mesti dimatangkans sejak dini. Pada Senin 10 November 2025 lalu, Partai Negoro mengadakan acara “Silaturahim dan Konsolidasi Internal” yang berlangsung di sebuah tempat di Jakarta Selatan, Jakarta. Acara tersebut dihadiri oleh para pendiri, pengurus dan simpatisan juga undangan eksternal.
Dalam konteks menumbuhkan dan meningkatkan gairah politik Partai Negoro, saya mengusulkan agar Partai Negoro memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
Pertama, mengokohkan dan menyolidkan kepengurusan. Hal ini bisa dilakukan dengan menempuh langkah praktis, misalnya, melakukan pelatihan internal pengurus Partai Negoro seputar kompetensi dasar pengurus dalam hal kepartaian, konsolidasi, finansial dan ekspansi partai.
Kedua, fokus melakukan rekrutmen dan kaderisasi partai. Rekrutmen dan kaderisasi adalah tulang punggung berjalannya Partai Negoro. Rekrutmen dan kaderisasi adalah kerja sistemik yang bersifat kontinyu dan mesti menjadi perhatian semua elemen yang ada di Partai Negoro. Ide besar yang diperjuangkan hanya mendapatkan simpatik dan dukungan masyarakat bila ditebar dan dijalankan oleh pengurus yang menarik hati masyarakat.
Ketiga, membangun dan memperkuat jaringan. Partai Negoro perlu membangun sekaligus memperkuat jejaring dengan berbagai kalangan. Hal yang tak kalah pentingnya, mengelola secara masif pengurus potensial yang fokus dalam membangun unit usaha atau ekonomi kreatif. Pola semacam ini dapat memperkokoh jaringan dan peluang ekspansi partai hingga di level bawah.
Ketiga, perkuat dan pertajam taktik. Partai Negoro mesti konsisten untuk mengambil posisi sebagai parpol “rumah rakyat” atau “harapan rakyat” bagi masyarakat Indonesia. Sebagai rumah dan harapan masyarakat, Partai Negoro mesti siap menampung semua gagasan yang berserakan dan berbagai dinamika yang muncul di tengah arus politik elite sekaligus masyarakat bawah. Dengan demikian, telinga Partai Negoro mesti peka pada suara masyakarat dalam berbagai tingkatan.
Keempat, memperjelas basis pembeda dengan parpol lain. Partai Negoro mesti memperjelas titik pembeda dengan partai lain. Misalnya, Partai Negoro bukan antek koruptor, bukan mafia tanah dan bukan relawan yang bermental budak sang tuan. Mengapa perlu diperjelas? Sebab titik beda itulah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi Partai Negoro dalam persepsi publik.
Praktisnya, Partai Negoro perlu memeprtajam isu dan menarasikan platform-nya sehingga akan mempermudah dirinya dalam melakukan proses transformasi gagasannya ke ruang publik yang lebih luas. Dengan begitu, publik pun semakin memahami kehendak Partai Negoro untuk Indonesia. Bahkan dengan sendirinya mendapat simpatik dan dukungan dari masyarakat luas.
Kelima, meneguhkan politik pengetahuan. Partai Negoro perlu menjalankan politik pengetahuan yang ditandai dengan menjadikan penelitian ilmiah sebagai basis dalam merumuskan berbagai hal dan menjalankan berbagai aksi politik di tengah dinamika politik bangsa. Dengan begitu, Partai Negoro akan sibuk menghadirkan gagasan besar tentang pembangunan bangsa dan negara yang lebih strategis sekaligus praktis.
Menumbuhkan gairah politik di tengah dinamika politik nasional yang terus bergerak maju menjadi peluang bagi Partai Negoro untuk mengambil langkah strategis dan praktis. Menumbuhkan gairah politik dibangun dari dekat, bahkan dari nadi partai itu sendiri.
Sekretariat dan forum diskusi Partai Negoro harus menjadi pusat konsolidasi dan pematangan berbagai gagasan juga langkah politik. Nadinya adalah rekam jejak, jam terbang dan penampilan para pengurusnya di panggung politik juga di tengah masyarakat. Biar pada saatnya publik merasakan bahwa Partai Negoro adalah rumah sekaligus harapan mereka. (*)






