MAJALENGKA, GM – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sindang Kasih Majalengka menggelar kuliah umum dan dialog interaktif 2025 dengan menghadirkan pembicara Dr Deden Agustira, M.Pd dan salahsatu kandidat Doktor Bahasa Inggris, Lanlan Muhria, M.Pd. Kuliah umum yang mengangkat tema “Membentuk Insan Cendekia Berkarakter: Sinergi Keunggulan Intelektual dan Kematangan Organisasi” tersebut diikuti seluruh mahasiswa FKIP Universitas Sindang Kasih Majalengka yang berlangsung di ruang Auditorium USK Majalengka, Selasa (21/10/2025).
Dekan FKIP Universitas Sindang Kasih Majalengka, Arip Amin, M.Pd dalam sambutan pembukaan kuliah umum mengatakan, pendidikan yang dilaksanakan di perguruan tinggi bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia yang profesional, berkarakter dan berakhlak mulia sebagaimana tercantum dalam Alquran membentuk insan Kamil. Untuk membentuk SDM yang sempurna tersebut tidaklah mudah karena membutuhkan kerja keras dari semua pihak, baik dari para mahasiswa sebagai peserta didik, para dosen dan para pengelola lembaga pendidikan sebagai motor penggerak maju dan berkembangnya sebuah lembaga pendidikan.
“Pendidikan yang dilaksanakan di Universitas Sindang Kasih Majalengka khususnya FKIP tidak hanya menciptakan SDM yang memiliki nilai akademik tinggi tetapi bagaimana membentuk generasi muda yang berkarakter, profesional dan berakhlak mulia. Kenapa demikian, karena profesionalisme yang dimiliki seseorang dan tingginya ilmu pengetahuan jika tanpa dibarengi dengan akhlak mulia hal itu tidaklah berarti, sebab kepribadian dan akhlak mulia sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang dalam kehidupan di masyarakat,” jelas Arip Amin.
Sementara itu Dr Deden Agustira, M.Pd dalam paparannya mengatakan, mahasiswa sebagai insan akademik yang dipersiapkan untuk menjadi generasi muda yang berkarakter, profesional dan berintegritas maka dalam kehidupannya tidak lepas dari organisasi. Kenapa demikian, sebab organisasi sebagai wadah dan tempat berkumpulnya orang-orang yang memiliki tujuan bersama dan berjuang bersama, tentunya menjadi jembatan untuk memudahkan dalam mencapai cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai.
“Organisasi ini merupakan tempat berkumpulnya manusia yang memiliki tujuan bersama, bekerja bersama dengan sinergi dan bergerak secara baik untuk mencapai atau mewujudkan tujuan bersama. Karena itu kita para mahasiswa sebagai makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa hanya hidup sendiri, tetapi harus dapat menyatu dengan yang lain untuk belajar bersama, mengasah potensi yang ada dalam diri kita agar setelah lulus menjadi sarjana dapat terbentuk sebagai seorang manusia yang memiliki profesionalisme, berkarakter, berakhlak mulia dan siap bersaing di masyarakat,” jelas Deden Agustira, yang juga mantan Ketua Umum HMI Cabang Kuningan dan kini menjadi Doktor Pendidikan Biologi USK Majalengka.
Lanjut Deden, organisasi merupakan suatu sistem yang di dalamnya tentu ada aktivitas, adanya kelompok orang dan adanya tujuan bersama. Karena itu para mahasiswa dalam upaya meningkatkan kemampuan dirinya agar menjadi manusia yang profesional, berkarakter, profesional dan berintegritas serta memiliki akhlak mulia hal itu harus dilalui dengan berorganisasi, baik di internal kampus maupun eksternal yang sudah ada dan berkembang dengan baik.
Ditegaskan Deden,
Dalam kesempatan yang sama, Lanlan Muhria, M.Pd sebagai narasumber mengatakan, pembentukan insan cendekia berkarakter di era disrupsi menuntut sebuah paradigma baru, yakni sinergi mutlak antara keunggulan intelektual dan kematangan organisasi.
Kecerdasan kognitif, yang dimanifestasikan dalam kemampuan berpikir kritis dan adaptif, terbukti tidak cukup.
Tanpa ditopang kematangan organisasi, kata mantan aktivis HMI Cabang Cirebon itu, kecerdasan emosional, komunikasi persuasif, dan integritas potensi tersebut akan gagal memberi dampak, layaknya ‘mesin hebat tanpa kemudi’.
“Tanggung jawab pendidikan tinggi adalah bergerak melampaui transfer pengetahuan menuju pengembangan manusia yang utuh. Dengan merancang ekosistem yang secara sadar mengintegrasikan kedua pilar ini, kita tidak hanya mencetak sarjana yang cerdas, tetapi juga calon pemimpin berkarakter yang siap memberikan kontribusi nyata bagi peradaban,” tandas salahsatu kandidat Doktor Bahasa Inggris Universitas Negeri Semarang ini mengakhiri pembicaraannya. (Eko)